BACKPACKER-AN DAN CAMPING DI GUNUNG BROMO, MALANG, JAWA TIMUR (LOW BUDGET)
Hai, jumpa lagi dengan saya. Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya waktu saya berlibur di Malang tepatnya adalah di Gunung Bromo. Sebenarnya waktu itu tidak hanya di Gn. Bromo saja, melainkan kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Sempu. Lain kali ..mungkin jika diberi kesempatan akan saya tulis keseruan bermalam di pulau tersebut.
Waktu itu, hanya secara iseng saja sih ikut rombongan temen satu jurusan liburan. Kebetulan sih waktu itu sedang galau-galaunya, dan ada temen yang nawarin liburan semester bareng-bareng. Singkatnya iya in aja....walaupun dana juga mepet. Maklum hidup kembang kempis karena jarang dapat uang saku dan musti kerja privat in adek-adek dulu buat makan, belum lagi jagain beasiswa yang datangnya ga jelas dan belum pasti tiap bulan turun, So survive broh! Gimana caranya bisa ke Malang dengan budget yang di press? Jelas...... gan agan gausah susah. Pergilah bareng-bareng temen karena dijamin harga yang ditanggung lebih ringan. Kenapa begitu? Bromo terletak di pegunungan dan memerlukan kendaraan khusus dan biasanya sudah disediakan persewaan mobil khusus trail naik naik kepucuk gunung. Jadi,sharing cost bukan hal yang baru kan? Karena hitungan sewa jip mobil pun juga hitungannya per mobil kalau dihitung-hitung waktu itu tahun 2012 atau 2013 800ribu tetapi baru - baru ini sih denger-denger udah satu juta. hemmmm....so kebayang dong kalau sharing cost dengan berbanyak orang lebih ngirit?
Waktu itu kita kurang lebih sepuluh orang, temen sekelas dan sejurusan. Gimana kalau agan lebih pada tipe yang suka jadi lone ranger atau lone wolf? wkwkwkw. Tidak apa-apa....beda-beda sih cara setiap orang menikmati perjalanan. Kalau saya sih tergantung sikon dan perasaan hati. Nggak munafik lah sist gan, kita juga manusia jadi butuh orang lain untuk berbagi. Sometimes, saya juga butuh ruang dan menghindar dari segala bentuk komunal. Hal ini karena menjadi sendiri bukan lah untuk menjadi yang terkuat bagi saya karena kadang sendiri adalah sebuah ekspresi jiwa ketika kita tidak butuh komando orang lain dan menjadi budak orang lain. Cieh........
Kita berangkat dari bromo bulan januari kalau tidak salah jadi musim hujan sudah datang waktu itu. Karena pengalaman yang minim, jadi persiapan untuk tenda dan juga alat-alat seperti jaket hujan dan jas hujan juga minim. Saran aja, jika ingin piknik bener-bener harus peduli sama keadaan cuaca ya guys. Bawa safety tool yang kira-kira cocok dengan cuacanya. Jangan bawa baju 'gondel' waktu cuaca hujan takutnya hipotermia. hueueueue. Oke, singkatnya waktu ke bromo kita naik kereta dari Solo. Waktu itu tiket belum mahal sih gan sist. Tiket pulang pergi hanya kurang lebih 150 rb dari stasiun Jebres ke Stasiun Malang. Kalau sekarang sih udah naik gan......... sekitar 206 ribu pulang pergi. Waktu itu kami pakai kereta malam Matarmaja jurusan Stasiun Malang dan berangkat pun pukul 01.00 sampai sana sekitar jam 07 pagi.
Ini temen pas di kereta molor ... |
Setelah sampai ke Stasiun Malang agan agan bisa melanjutkan ke Terminal Arjosari lalu ke Pasar Tumpang atau agan sis bisa langsung ke Pasar Tumpang saja. Lagi-lagi gan.....untuk menghemat waktu dan juga supaya efektif kami menyewa satu buah carry langsung ke Pasar Tumpang dan ternyata lebih efisien juga masalah dana. Di pasar Tumpang ini agan nanti bisa menyewa Jip atau armada lain yang ada disana untuk menuju ke Gn. Bromo. Di tempat ini nanti jangan nggumun kalau banyak orang gendong tas segedhe bakul karena mereka biasanya juga mendaki Semeru lewat jalur ini. Mereka juga menyewa Jip untuk menuju ke basecamp Gn.Semeru. Sampai disana siapkan amunisi yang cukup dulu. . ada indomart yang lengkap disana dan harganya ga terlalu mahal kok standar saja.
Jika kalian datang bergerombol alangkah baiknya amunisi disiapkan sebelum berangkat, pastikan tas kalian cukup untuk mengisi stock air. Kami sepakat untuk menghemat budget kita isi aqua 1.5 liter dengan air matang ataupun mentah guna untuk stok minum selama di bromo. Bayangin aja satu orang bawa 3 liter air. Hmmmm.........mantap. Ga berat kok gan sis....karena memang kita bawa tas nya lumayan gedhe karena kita memikirkan amunisi. Untuk stok makanan ....ya kita bawa indomie dan tentunya semua harus wajib membawa snack ya gan sis biar kita ga jajan disana , LOL. Jajan boleh lah ....wong uang sendiri.
Oke sesampai di pasar tumpang langsung menawar harga Jip untuk ke Bromo. Penawaran sangat sengit dan sempat kita nekat mau pakai mobil carry sampai puncak karena mobil jip yang kita tawar harganya meroket. Jauh dr ekspektasi. Tapi karena tahu kita mau sewa carry, perkumpulan jip jadi rame tuh sm supir carry... Perawakan gedhe ala ala pak kamtipnas wkwkwkw. Okelah kita iyain aja naik mobil jip itu dengan biaya berapa pasnya lupa ... Kalau nggak 600-800 setelah penawaran sengit.
Setelah puas berfoto ria dengan pemandangan gunung batok ataupun hamparan pasir, seperti biasa kita masak air buat bikin kopi sememtara anak laki2 mendirikan tenda. Setelah tenda terpasang kita masak indomie rebus.. Karena kita ada berbanyak dan bawa indomie nya macam2 rasa jadi ya gitu lah semua bumbu dicampur jadi satu. Oia kita dulu masak pakai kompor parafin guys. Hahaha kebayang dong bau parafinnya gimana dan sumpah bikin *eneg* kalau baunya udh sampai ke mie. Mie rasa aneka bumbu ditambah dengan bau parafin, tsaaah baunya seperti kambing pemirsah!!!! Hahahaha. Tapi kita doyan kok...apasih yang kita nggak doyan. . Asal makan bareng aja deh apapun terasa enak.
Sayang banget pemandangan waktu di puncak tidak bisa saya attach disini karena beberapa file hilang akibat hardisk sudah rusak jadi tidak sempet back-up hehehehehe. Tak apalah. Jadiii....singkatnya kita sudah terlalu puas berada di bromo dengan keindahannya yang khas. Jadi kita niatkan untuk bergegas turun.Jadi, kita waktu itu turun dari bromo menggunakan ELF untuk menunu ke probolinggo kota. Kita tidak akan melewati jalur seperti yang kita gunakan waktu pertama datang. Kita berjalan menuju cemoro lawang. Cemoro Lawang adalah desa cantik yang bisa melihat pemandangan bromo dari kejauhan dan ketinggian. Disini tidak hanya desa biasa. Terdapat villa, resto, hotel, dan juga penjual oleh-oleh khas bromo. Kalau dibilang jarak menuju kesana jauh si ya lumayan guys ..hehehe kita harus menyusuri padang pasir bromo dan juga tanjakan menuju cemoro lawang.
Jalan santai mungkin memakan waktu 30 menit sampai di cemoro lawang. Sesampai cemoro lawang kita mencari elf yang akan membawa kita ke terminal probolinggo. Sesampai di terminal probolinggo mungkin kalian akan turun terminal arjosari. Sampai sana kalian akan naik angkot lagi menuju ke stasiun malang. Biaya naik bis sekitar 20-25 rb waktu itu guys... Nah waktu kita menunggu ELF sebenernya udah banyak elf yang tersedia disana. Tidak hanya disediakan untuk wisatawan tetapi juga untuk warga setempat yang ingin turun ke kota. Biaya elf waktu itu per orang 25 rb untuk menuju ke terminal probolinggo. Tapi ELF akan jalan jika sudah full 15 penumpang jadi kalian musti nunggu dulu. Hehehe sambil nunggu bisa lah cari amunisi. . Oleh-oleh atau pernak pernik disana.
Sesampai di terminal arjosari. Rombongan saya tidak bergegas pulang tetapi sesuai dengan itinerary malang yang sudah kami susun dengan budget per anak sekitar 2ratus ribu, kita melanjutkan perjalanan dengan menyewa carry menuju ke pulau sempu. Mungkin lain kali akan saya posting perjalanan gembel ala kami menunu ke sendang biru untuk bermalam sebelum kita ke pulau sempu dengan rela tidur di tempat pelelangan ikan. Nah guys, itu sekilas tapi panjang hasil recalling the past saya tentang moment unforgattable saya sewaktu saya trip ke Malang. Mungkin next time kepengen menikmati bromo dengan menggunakan sepeda motor. Dan menikmati pantai utara jawa tepatnya daerah probolinggo. Hehehehe. Sempet denger sih air laut disana tenang dan ngga begitu banyak ombak. Ada salah satu temen kampus yang nawarin short trip kesana, sedang masuk list agenda but tidak tahu kapan eksekusinya. Hehehehe !
Thank you for reading!
Salam Lestari!
Seperti turis dan porternya ekeke |
Setelah puas berfoto ria dengan pemandangan gunung batok ataupun hamparan pasir, seperti biasa kita masak air buat bikin kopi sememtara anak laki2 mendirikan tenda. Setelah tenda terpasang kita masak indomie rebus.. Karena kita ada berbanyak dan bawa indomie nya macam2 rasa jadi ya gitu lah semua bumbu dicampur jadi satu. Oia kita dulu masak pakai kompor parafin guys. Hahaha kebayang dong bau parafinnya gimana dan sumpah bikin *eneg* kalau baunya udh sampai ke mie. Mie rasa aneka bumbu ditambah dengan bau parafin, tsaaah baunya seperti kambing pemirsah!!!! Hahahaha. Tapi kita doyan kok...apasih yang kita nggak doyan. . Asal makan bareng aja deh apapun terasa enak.
Waktu itu kita mendirikan tenda di sekitar komplek pura tempat ibadah warga setempat. Ya kalian tau lah...icon bromo salah satunya ya pura hindu yang ada dibawah. Kita cari aman karena kadang di bromo angin badai pasir tidak bisa diprediksi, jadi atas saran warga setempat kita diijinkan untuk mendirikan tenda di belakang toilet dekat dengan pura. Tempat ini aman sih setidaknya diantara kamar mandi dan gunung batok jadi aman. Kita waktu itu masih newbie hehehe jadi masih pakai tenda seadanya. Bukan dome ya...tenda ini seperti tenda pramuka jaman aku SD masih butuh pasak manual. Dan krn kita gamau ribet kita dr rumah sudah membawa bekas jemuran emak hahahaha. Tapi ternyata zonk...angin begitu kencang jadi temda bagian belakang hampir roboh. Ya lagi lagi...persiapan itu penting ya. Hahahaha ... Anginnya kenceng berasa sedang di film2 yang kena badai gitu hmmm *korban pilem*! Takut sih tapi anak2 udah tidur pules. Hujan datang dengan angin kenceng tapi mereka masih tetep pulas. Hanya aku sepertinya yang panik krn kepala sudah terasa air dan itu artinya air mulai merembes *LOL.
.
.
Jalan menuju area mendirikan tenda
Muka muka antusias wkwk |
Keesokan harinya, kita berjalan menuju bromo. Ternyata sudah banyak orang dan banyak juga kuda yang berkeliaran untuk disewa. Harga sudah pasti lah ya .... Gausah ditanya pasti mahal cuma tawarlah sewajarnya hehehe. Turis asing juga banyak dan ga sedikit dr mereka yang memilih untuk menunggangi kuda. Bukan krn manja. . Mungkin karena mereka ingin menikmati gurun pasir ala bromo sambil menunggangi kuda.
Sebelum sampai ke puncak bromo, kita harus melewati ratusan anak tangga. Lumayan sih... But it paid off kok. Pemandangan diatas terlihat syahdu dan indah sekali. Di bagian kawah terlihat samar karena tertutup awan. Belerangnya kerasa tapi ga sekeras di kawah ijen yang sempat membuat saya menyerah wkwkw *lihat postingan saya tentang kawah ijen untuk lebih jelasnya* ini link nya https://cantigiberbagi.blogspot.com/2018/01/kawah-ijen-bukan-sekedar-cerita.html. Hehehehehe. sejauh mata memandang hanya pemandangan gurun pasir khas hitam abu dan juga bukit teletubis nan jauh disana. FYI, jika kalian naik bromo dari pasar tumpang kalian bakal melewati pemandangan indah membelah sabana dengan bukit2 hijau sama persis di bukit teletabis. Wkwkwkwkw. Cuman JIP kita gamau turun karena mungkin kita hanya menyewa pas naik saja dan turun kita tidak menyewa dia lagi. Galak sih supirnya wkwkw. Sopirannya aja udah kaya bawa sapi mau dijual di pasar ternak. 😆
Hehehehe kita terlalu dimanjakan dengan suasana yang pewe. Dingin dingin empuk membuat kaki enggan rasanya mau melangkah pulang. Sebelum bergegas kita packing lagi semua barang bawaan dan siap siap masak buat mengisi perut. Roti tawar coklat dan mie menemani hari hari kami sewaktu di Malang.
Sayang banget pemandangan waktu di puncak tidak bisa saya attach disini karena beberapa file hilang akibat hardisk sudah rusak jadi tidak sempet back-up hehehehehe. Tak apalah. Jadiii....singkatnya kita sudah terlalu puas berada di bromo dengan keindahannya yang khas. Jadi kita niatkan untuk bergegas turun.Jadi, kita waktu itu turun dari bromo menggunakan ELF untuk menunu ke probolinggo kota. Kita tidak akan melewati jalur seperti yang kita gunakan waktu pertama datang. Kita berjalan menuju cemoro lawang. Cemoro Lawang adalah desa cantik yang bisa melihat pemandangan bromo dari kejauhan dan ketinggian. Disini tidak hanya desa biasa. Terdapat villa, resto, hotel, dan juga penjual oleh-oleh khas bromo. Kalau dibilang jarak menuju kesana jauh si ya lumayan guys ..hehehe kita harus menyusuri padang pasir bromo dan juga tanjakan menuju cemoro lawang.
Ini bergegas menuju cemoro lawang |
Ini gunung bathok dari jalan menuju cemoro lawang |
Sesampai di terminal arjosari. Rombongan saya tidak bergegas pulang tetapi sesuai dengan itinerary malang yang sudah kami susun dengan budget per anak sekitar 2ratus ribu, kita melanjutkan perjalanan dengan menyewa carry menuju ke pulau sempu. Mungkin lain kali akan saya posting perjalanan gembel ala kami menunu ke sendang biru untuk bermalam sebelum kita ke pulau sempu dengan rela tidur di tempat pelelangan ikan. Nah guys, itu sekilas tapi panjang hasil recalling the past saya tentang moment unforgattable saya sewaktu saya trip ke Malang. Mungkin next time kepengen menikmati bromo dengan menggunakan sepeda motor. Dan menikmati pantai utara jawa tepatnya daerah probolinggo. Hehehehe. Sempet denger sih air laut disana tenang dan ngga begitu banyak ombak. Ada salah satu temen kampus yang nawarin short trip kesana, sedang masuk list agenda but tidak tahu kapan eksekusinya. Hehehehe !
Thank you for reading!
Salam Lestari!
Sedang mencari paket wisata gunung bromo. kami menyediakan paket wisata bromo gratis dokumentasi drone
ReplyDelete