Kawah Ijen Bukan Sekedar Cerita

Kawah Ijen ...(Ijen Crater, Banyuwangi)

Hello world...
I'm gonna tell you that I'm the one who is lucky right now. The lucky one that can travel to wherever I want to go. The lucky one that can live deliberately with nature. I'm backpacker holic..Yes, I'm going to tell you that I live my life to stay closed to nature. That must be noted is that I do really like my daypack. She always accompany me wherever I want to go in whatever condition I am. 
Hahahaha....

Okay.. first of all. Im gonna to tell you the journey that never been forgotten for the rest of my life. Okay.. setelah posting perjalanan ke Baluran National Park nggak bosen bosen saya posting lagi tentang perjalanan saya yang kesekian kalinya ke penjuru jawa (noted: jawa tengah, timur). Kali ini cerita berawal di Kawah Ijen. Jadi setelah berpuas diri di taman Nasional Baluran, keesokan harinya di pagi yang sangat cerah saya beserta rombongan melaju ke basecamp kawah ijen yang notabene memang rada jauh dari lokasi saya berada. Dari pihak Baluran berbaik hati mencarikan sebuah mobil berserta sopir yang nantinya bakal kita sewa untuk pergi ke Kawah Ijen. Singkat cerita, dengan perdebatan sengit menawar sewa mobil akhirnya deal sewa mobil sekaligus supir PP yaitu sekitar 70an ribu per nyawa loh guys. Karena memang kalau kita memilih untuk naik kendaraan umum bakal jatuh lebih mahal belum lagi ke tempat basecamp Kawah ijen tidak ada angkot yang menuju ke lokasi secara langsung jadi memang harus menyewa Ojek ataupun elf. Jadi sedikit banyak pertimbangan baiklah setuju untuk memilih sewa mobil dari kawah ijen beserta supir PP plus supir nya diajakin naik ke kawah ijen jadi Guide hueheuehe..........

Jalan menuju ke kawah Ijen memang ada beberapa jalur. Tapi entahlah lewat jalur yang mana yang jelas jalurnya eksotis kanan kiri tebing dan pohon besar yang sangat rawan jatuh rubuh =...=
Perjalanan dari Baluran sampai ke basecamp dengan naik carry yang super duper kuatnya kurang lebih memakan waktu hingga 2 jam. Setiba disana pun disambut oleh gerimis dan kabut tebal. 


suasana jalan menuju basecamp kawah ijen




Mobil yang kami kendarai ber 10 itupun dengan sangar nya menembus kabut tebal dan gerimis sahdu. Jalan yang sahdu berkelok sesekali membuat kami gigit jari. hahahaha. kami mencoba menyanyi untuk menghilangkan rasa takut akan jalan yang sangat menakutkan. 



Akhirnya sampai juga. We begin the adventure folks. Ini tempat parkir di Basecamp Kawah Ijen.


Ini nih kenalin dulu supir andalan kita. Saking puinternya ...i forget his name for sure. hahaha. Yang jls ini supir plus guide kita Asik bin gokil. Tiap jalan klo gak gandeng ane ya gandeng dosen kita. Udah kaya anak ayam sama emaknya. Oke lanjut ... Jadi ceritanya kita udh sampe nih di basecamp kawah ijen. Cuaca ngga begitu OK sih waktu itu. Kabut turun jd makin baperan deh. Haha. Kita langsung registrasi dan ijin camp di basecamp. Karena kita perlu istirahat sebelum malam hari nya kita  melakukan ekspedisi cadas ke kawah ijennya. 

Disini...di indonesia pipis aja bayar apalagi kentut. Haha. Tidur di tenda sendiripun msh tetep bayar. Namanya juga kawasan wisata bro.. Ga ada yg murah. Tidur di lahan dkt basecamp pun harus sewa dulu bro. Ane lupa persisnya berapa  antara lain 25/35 rb per tenda. Daripada ngga tidur yaudah bayar aja bro. Toh juga berame2 jadi dompet ngga kerasa tipis. 

"Bawa kamera juga kena charge ya mas" celetuk petugas. Oke lah klo begitu. Lupa juga berapanya. 15-20 rb sepertinya. Kita bertamu jadi turutin aja peraturan tuan rumah. Singkatnya sih tenda udah kebikin aja. Masak selese makan beres beres dan leyeh leyeh penak tenan. Ahihihi. 

Malam pun semakin larut dan beberapa rombongan sudah berjalan menuju kawah ijen. Kita sengaja melakukan pendakian malam karena kita kepengen lihat fenomena yang tak biasa dilihat dalam kehidupan keseharian. Namanya juga piknik pasti yang dimau juga suatu hal yang baru karena kalau cuma yang lama aja takutnya nggak bisa move on Guys. So diputuskan untuk pendakian malam agar sampai di Kawah sekitar subuh agar bisa menyaksikan "blue fire" nya kawah Ijen yang eksotis dan menawan.

Setelah menyiapkan alat perang kita bersiap dan bergegas melawan ganasnya malam di kawasan pegunungan Ijen. Di saat yang lain tidur nyenyak berpiama dan beralaskan kasur empuk kita justru menerjang kabut malam demi mendapatkan kepuasaan tersendiri. Iya ... apa sih yang dicari pendaki kalau muncak kalau bukan kepuasan batin? kepuasan dalam segala hal pastinya. Tapi nggak menampik realita banyak juga dari mereka yang tenggelam dalam dunia simulasi diri mereka menciptakan pemaknaan yang universal terhadap citra mereka mendaki seperti untuk mengalahkan ego dan lain sebagainya. Tetapi dibalik citra itu pada dasarnya terdapat ideologi terselubung seperti membuang kebosanan atau kegalauan yang berkecamuk dalam hati mereka entah itu galau diputus pacar, galau ditinggal gebetan, atau bahkan galau skripsi nggak kelar-kelar. Ya pokoknya ada ada aja deh manusia dengan dunia simulasinya wkwkwkwkw.....

Perjalanan memakan waktu kurang lebih 6 -7 jam untuk menuju ke kawah Ijen dari Basecamp. Pendaki silih berganti mendahului langkah kami. Terlihat ada yang berasal dari kampung sendiri tetapi ada juga beberapa pendaki LN (Luar Negeri). Kebanyakan mereka dari Prancis. Saya paling anti nyebut bule sebenarnya karena sebenarnya orang luar agak kurang nyaman disebut bule. Kenapa tak sebut saja Mike atau Minke? oh tidak tidak ...Minke bukan Eropa tapi Minke itu pribumi. Maafkan yang terlalu terbawa tulisan Pram. .hihi  Oke baiklah sebutkan saja pendaki Luar biar tidak terkesan stereotipe jika menyebutnya Bule

Pendaki Luar dilihat dari gaya dan peralatan terlihat siap berekspedisi dibandingkan dengan kita pendaki lokal. Persiapan masker dan tabung oksigen ataupun peralatan safety lainnya telah disiapkan dengan baik. Pasti bertanya-tanya kenapa pakai tabung oksigen dan msker tabung? Iya .. menuju kawah ijen sebenarnya adalah suatu area yang cukup danger. Bau belarang yang sangat menyengat bisa mengganggu aktifitas paru untuk bernafas bro ... wkwkwk. Aktifitas penambangan masih aktif untuk mengambil  belerang kuning sehingga jalan yang sempit terpaksa harus dibagi oleh para penambang dengan kami. Jalan yang berbatu dengan tekstur yang kasar seringkali membuat para pendaki harus ekstra hati-hati karena kemiringannya memang lumayan curam. 

Antri... iya bro antri untuk menuju ke bawah kawah. Karena harus antri maka kami pun semakin terasa sesak didada dengan bau belerang yang semakin menusuk hingga ke rongga paru (lebay). Tapi ini seriusan. Aku bersama teman saya memilih untuk berada di akhir barisan berharap bisa beristirahat dan berharap bisa melihat saja blue fire dari kejauhan tanpa berdekatan langsung dengan kawah. Aku cuma pakai masker berwarna pink bahan beludru yang sudah berubah menjadi kecoklatan akibat serigkali aku ludahi akibat kurangnya oksigen karena banyaknya bau belarang. Jorok? Bukan.... ini salah satu rekomendasi dari tim regu kami yaitu Guide kami yang super baik hati. Di perjalanan menuju kawah dia menggandengku seperti aku anaknya sendiri akibat tak kuasa menahan bau belerang. Rasa-rasanya sudah tidak bisa lagi untuk bernafas. Kuputuskan untuk berhenti saja dari kejauhan dan ia memberikan saran untuk terus meludah pada bagian masker agar sedikit mendapat oksigen. Aku ikutin saja perintahnya toh keadaan sudah semakin membuatku panik wakakaaka....rupa-rupanya tak ada salahnya ada rasa segar tersendiri yang didapati ditengah-tengah serangan belerang. 

Dari kejauhan sudah dapat ku pandangi blue fire dan terdengar sorak gembira beberapa kawanan pendaki akan keberhasilan mereka melihat blue fire. Ah sudah ..pikirku. dari sini saja sudah mulai kelihatan kuurungkan niatku untuk kebawah. Ku biarkan teman-teman terus menuruti rasa penasarannya toh mereka baik - baik saja. Ini adalah hasil potret kawah ijen dari salah seorang temanku. Memang hobby-nya berfoto ria dengan kameranya yang khas bergelantung di pundak entah di lehernya. Sampai-sampai ia buatlah album kenangan poto-poto eksotis dan menawan pemandangan tempat-tempat yang ia kunjungi. Ya... namanya juga passion bro.


 suasana blue fire kawah ijen di kala subuh



ini sosok teman yang photo in pemandangan blue fire
ini rombonganku yang berhasil hingga ke bawah kawah 








aktifitas para penambang belerang
Okelah setelah berhuru hara dengan belerang dan juga blue fire kita putuskan untuk turun. Perjalanan turun kita sempatkan untuk ibadah solat subuh dengan alas seadanya dengan melakukan tayamum. Rasa-rasanya baru kali itu merasakan syahdunya beribadat ditengah-tengah suasana pegunungan batu yang khas seperti gurun. Bukan berpasir tetapi keringnya itu yang membuat seperti berada di gurun. Angin semilir semakin membuat syahdu pagi itu. 

Perjalanan turun tidak memakan waktu yang lama. Jalan santai dengan gaya anak muda yang sok-sok an keren karena udah berhasil ke kawah diselingi juga foto-foto sebagai remenicence. Kira-kira beginilah sosok kami saat berfoto-foto.

Dari kanan (Julio, Yulia, Dosen kece Miss Nia)





Tibalah saatnya pulang Guys. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan entah dalam waktu yang lama ataupun singkat. Nyatanya sampai sekarang ku menyelesaikan tulisan blog ini ku tak pernah menyambangi Ijen lagi. Ingin rasanya kembali lagi ku padanya sebagai balasan rasa menyerahku dikala itu karena ku tak sempatkan mengunjungi kawahnya dengan dekat. Mungkin next time... iya next time...


ini lah bebrapa action kami sesaat sebelum pulang 
Inilah sedikit keluh kesah ataupun berbagi cerita ku di Kawah Ijen bersama dengan kawan-kawan seperjuangan. Kiranya sudah 4 tahun dari petualangan ini dimulai kita jarang lagi bisa travelling bersama-sama karena faktor kehidupan yang memaksa kami berjalan sendiri-sendiri asiiik. Tapi percayalah Guys... kalian selalu dihatiku. Petualangan-petualangan yang kita buat bersama tak kan pernah terlupakan. Semoga Way To Go selalu dikenang ... I love U guys.. :*



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

EXPLORE KARANGAYAR - Omah Kodok dan Air terjun Parang Ijo

BUKIT MONGKRANG TAWANGMANGU KARANGANYAR- PIKNIK TIPIS2 BERSAMA ILALANG

BACKPACKER-AN DAN CAMPING DI GUNUNG BROMO, MALANG, JAWA TIMUR (LOW BUDGET)