Liburan Hemat Part II- Kebun Buah Mangunan (Bantul, YK)



Sesuai dengan janji postingan sebelumnya bahwa akan saya lanjutkan cerita Liburan hemat versi saya dan teman saya di kawasan Dlingo, Bantul, YK. Pada postingan sebelumnya sudah saya jelaskan mengenai spot spot selfie area Puncak Becici beserta antek-antek uporambe pelengkap ceritanya. Oke ..saya lanjutkan biar cerita tidak menggantung seperti layaknya hubungan asmara kids jaman now. Kenapa begitu? Iya lagi jaman sekarang manusia berburu. Hubungan asmara tidak semulus paha Aura Kasih...  realitas memang pahit bung. Yang didamba siapa yang datang siapa. Pacarnya siapa jalannya sama siapa? Ya begitulah kiranya .... Manusia berada pada titik kejenuhan. Apapun dilakukan for the sake of satisfaction eh enggak ding.. for the shake of identity Sudah- sudah...kita lanjutkan saja ceritanya. .straight to the point. 

Yaps... Kali itu kita bergegas meninggalkan Becici dengan segudang kenangan. Kabutnya yang khas, aroma hutan pinus yang menyegarkan yahhhhh baper. Oke...kita meninggalkan Becici kurang lebih sekitar pukul 09.00 pagi hari. Kita memang sengaja untuk tidak menyantap sarapan pagi karena berharap bisa singgah sebentar ke warung langganan kita saat sedang mengunjungi Gunung Kidul. Yaitu warung soto Mbok Jam yang letaknya dibawah kaki bukit Nglanggeran atau lebih terkenalnya adalah Gunung Api Purba Nglanggeran. Soto iya soto.... dalam hatiku mengumpat ibuk sendiri bakul (jualan) soto, tapi tak bosan - bosannya diriku dengan makanan satu ini. Jika dilihat hanya "banyu" dibumbui tapi kok rasanya begitu nikmat. Tahaaaaannn ceritanya nanti lapar kita lanjut pada cerita. 

Perjalanan menuju ke Kebun Buah Mangunan dari Becici hanya memakan waktu kurang lebih 30 menit. Tidak begitu jauh. Jalan menuju sana pun lumayan bagus dan sepanjang jalan kami disuguhi pemandangan yang serba hijau bak hutan belantara. Jika kalian melewati jalan menuju Kebun Buah Mangunan dari arah Becici kalian akan menemui kawasan hutan pinus disepanjang jalan. Yang ada dipikiranku saat itu adalah ini punya siapa ya? Luasnya berapa ya? Kok keren banyak banget gini? pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab. .

Di tengah perjalanan menuju Kebun Buah Mangunan...Ya tibalah kami pada suatu kerumunan massa yang dari kejauhan nampak sedang bergantian gaya untuk mendapatkan hasil potret yang menawan. Gaya pakaiannya sepertinya dari kalangan biasa ohhh mungkin kurang piknik  seperti macam kita ini gumamku. Dari arah berlawanan terdapat beberapa macam manusia dengan gaya rambut dan bau parfum yang begitu wangi. Orang jogja kenapa wangi-wangi begini ya batinku. Toh mereka cuma di Hutan tapi parfumnya bak bermekaran seperti di kamar Hotel oh tidak bukan kamar Hotel tapi Kost saya. Kenapa? Namanya Kost Harum dan emang benar adanya baunya selalu harum. Hahahaa.  

Ternyata oh ternyata. Itulah Hutan Pinus Mangunan yang terkenal itu yang banyak digunakan untuk hunting poto pemuda pemudi masa kini. Dari segala macam poto mulai pre-wedding, poto gaya bebas hingga poto berkonsep untuk kepentingan instagram :p. Lumayan banyak pengunjung yang datang kala itu. Kita urungkan niat untuk mampir....toh pohonnya sama seperti pohon pinus di Becici jadi kalaupun mampir untuk poto-poto tidak ada bedanya dengan Becici. wkwkwkw

Kita terus melaju menuju Kebun Buah Mangunan sambil sesekali bertanya pada petugas jalan di perempatan atau pertigaan apakah kita berada pada jalan yang benar. Sekali lagi Jalan yang Benar. Sudah biasa ....Navigasi dan Skill peta saya sangat-sangatlah buruk. Saya sering hanya menggunakan hati saat dihadapkan dengan beberapa cabang jalan dan seringkali berujung pada keblasuk. Yah aku cuma punya hati ...oooooh begitu seperti lagunya Mitha Lestari. Ternyata memang benar menuju jalan Mangunan itu harus melewati berkali-kali belokan dan melewati tanjakan yang tidak begitu menukik tapi yang jelas jalan semakin meacu adrenalin dan semakin membuat tangan menarik gas kencang-kencang. Suatu kepuasan bisa berkendara di jalan yang berkelok berliku ...

Konyolnya sepanjang jalan menuju Kebun Buah Mangunan kita berencana ingin mengabadikan momen yang indah ini dengan membuat short video. Kebetulan aku berada didepan memegang kendali sepeda motor kupinta temanku untuk membuat video karena kawasan yang kita lewati saat itu seperti kita berada di suatu hutan yang sepi dan tak ada kehidupan. Pohon Minyak Kayu Putih banyak tumbuh di jalan menuju Kebun Buah Mangunan. Ku pikir sungguh asri sekali tempat ini. Oke baiklah karena video sudah dimulai ku ceritakan apa yang aku lihat di sekeliling  layaknya pembawa acara TV. Temanku juga begitu ...dia mulai berceloteh ria. Ternyata oh ternyata....kepalang bukan anak ini ... teman saya belum menekan tombol mulai pada kamera dan alhasil kita seperti orang bego ngomong daritadi yang tak direkam. Oke baiklah ...tawa kita ditengah hutan toh nggak ada yang mendengar. Ya Konyol sekali teman saya satu ini....

Tibalah di Kebun Buah Mangunan....dengan membayar tiket parkir dan tiket masuk kalau tidak salah 7000 rupiah saja per kepala. "Pak parkir dimana ini pak?" celetukku pada petugas. Ia menjawab bawa masuk saja mbak. Okelah saya bawa masuk saja dan seperti biasa tas segedhe bakul kita titipkan di area parkir toh bapaknya berbaik hati mau saja saya titipi tas dan amunisi lainnya. Kita masuk berkendara dan terheran-heran. Ini namanya kan Kebun Buah mana buahnya? kenapa bisa terkenal seperti sebagai kebun buah? Tak kudapati dari tadi berkendara. Tibalah di suatu kawasan kebun yang kanan kiri terdapat banyak tanaman buah-buah an seperti kelengkeng, rambutan, dan jeruk. Itu saja yang kudapati karena memang tidak begitu familiar dengan pohon buah yang lainnya. Dan ternyata oh ternyata ...tidak ada buahnya guys wkwkwkw mungkin sedang dipanen gumamku dengan temanku. Temanku hanya mengiyakan lhawong juga nggak mudeng babar blas wkwkk...

Jadi dinamakan Kebun Buah Mangunan karena memang ini kawasan kebun buah. Tetapi justru yang menarik perhatian bukan kebun Buahnya gengs. 1 KM dari kebun buah dengan menaiki jalan yang sempit kita temukan suatu tempat yang memang yang menjadi icon dari tempat itu. Namanya kawasan gardu pandang. Pastikan kondisi motor kalian aman, cek kesehatan sepeda kalian dan yang pasti cek rem kalian cakram apa tidak. Kawasan ketinggian yang dari sana kita bisa melihat rentetan bukit yang tidak ada putusnya dengan warna hijau menawan yang menyegarkan. Ya... kali ini bukan brokoli. seperti layaknya perbukitan menoreh yang sangat begitu luas membentang tidak ada ujungnya. Luar biasa... belum lagi dari kejauhan kita bisa melihat perbukitan yang dibelah oleh sungai Oyo yang warnanya terlihat awet dari waktu ke waktu. Warna coklat menjadikan khas sungai itu dari kejauhan. Perfect sekali pekikku. Nggak percaya? cobain deh.... rasakan sensasinya.





Beruntungnya kita saat itu cuaca cerah ...jadi sejauh kita memandang hanya awan dan bukit nan indah. Angin berhembus sepoi-sepoi. Kegilaan kami dimulai dengan mencoba membuat video singkat dengan berteriak dan tertawa ala dua anak kecil yang sedang mendapat mainan baru. Kekaleman di poto saya hanyalah bentuk penghalusan saja hahaha... saya menjadi gila hanya jika berada di alam. Mungkin jiwa saya di alam ...ahhh memang alam salah satu remedy yang sangat luar biasa. Aku tak butuh dipeluk ataupun dimanja ria ...cukup dengan bersatu pada irama nya saja sudah membuatku puas. Apa yang ditawarkan alam pun sudah menjadi bentuk alam memanjakanku. Ya begitulah sedikit curahan hati anak manusia di Bumi manusia ini. .

Tunggu dulu.. itu masih dalam kawasan atas jika turun menuruni anak buah tangga akan ada lagi bentuk pemandangan yang lebih nikmat. Sabar.. nanti juga ada potonya. Saya sedikit bercerita tentang pengunjung yang datang kesana. Saya agak sedikit kecewa. Banyak sampah yang tersempil di bebrapa sela pohon-pohon yang tumbuh diarea sana. Tak sedikit juga tong sampah yang disediakan tapi entahlah itulah manusia... kadang lupa kalau mereka sedang bertamu. Itulah ciri khas kita ... menganggap bahwa toh ada petugas yang membersihkan. Apa guna dibayarnya petugas kalau bukan bertugas membersihkan? Maha Benar deh pokoknya mereka wkwkwkw.... tapi ya tapi... semua dimulai pada diri sendiri sih.

Disediakan juga beberapa gazebo disana. Jika tidak kalah cepat dengan pasangan pemuda pemudi kalian bisa bersitirahat manja disana dengan disuguhi permadani nan indah awan-awan yang membumbung disertai angin segar pegunungan. Bagaimana dengan mushola? Ada. Bagaimana dengan warung makan? Tenaaang.. aman terkendali karena banyak penjaja warung disana. Cilok ada kah? Pasti ada... mau cilok kuah atau cilok tak berkuah semua ada. Temen saya ini penggila cilok berkuah. Setiap di kawasan gunung selalu sempatkan ia memakan cilok. Benar saja... ia seperti anak kecil merengek meminta ditemani membeli cilok. Ku iyakan permintaannya dan kita berdua makan cilok sambil melihat pemandangan. Lalu, saya semakin bertanya-tanya dalam benak saya. Kenapa di daerah ketinggian seperti merapi merbabu lawu dan Kebun Buah Mangunan ini selalu ada cilok? entahlah..mungkin bisa jadi bahan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penjual berjaja cilok di ketinggian. Apakah karena suhunya yang dingin? Ahhh.... di bandung pun juga dingin tapi di Puncak jarang yang berjaja cilok. Padahal Cilok Jawa Barat juga ada? Ahhh sudahlah.

Oke... kembali kita berfoto ria tanpa mempedulikan sekitar. Inilah tampang kita saat berfoto.





Puas dimanjakan dengan poto-poto tidak terasa cuaca mendung datang mendadak. Pertanda hujan semakin kentara. Oke kita putuskan untuk turun dan melanjutkan perjalan pulang. Tidak..kami tidak makan siang. Kita sudah berniat untuk menyempatkan datang kepada warung langganan yaitu Mbok Jam. Kita terobos mendung dan kabut yang turun dengan mengendarai sepeda motor matic menuju jalan pulang. Luckily ... hujan tidak turun saat itu juga dan sampailah kita pada pertigaan Pathuk Gunung Kidul dan kami sengaja mengambil arah ke Gunung Api Purba. Meskipun tidak searah jalan pulang tapi tak apalah toh hanya memakan waktu +/- 30 menit.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, warung soto Mbok Jam ini terletak di desa Nglanggeran tepatnya didaerah persawahan dengan pemandangan yang membuat hati adem ayem. Letaknya memang tidak di pinggir jalan raya agak sedikit masuk menuju perkampungan dan memang bersebelahan langsung dengan sawah dan perkebunan buah cocoa. Ya... bagi kalian yang sudah mendaki dan menjamah Gunung Api Purba di Nglanggeran maka kalian sudah pasti mendapati perkebunan cocoa ataupun kopi. Lain kali akan saya post perjalanan di Gunung Api Purba jika kalian bertanya-tanya seperti apa gunung itu kenapa dinamakan Purba.

Singkatnya setelah menempuh perjalanan 30 menit tadi kita sampai di warung soto Mbok Jam. seperti biasa mbok jam yang murah senyum menyapa kami dan melayani kami dengan baiknya. Harga soto Mbok Jam memang terbilang cukup mahal dibanding dengan soto di kampung-kampung. Tapi itu sebanding dengan rasa dan sajian didalam sotonya. Satu mangkuk soto sekitar 10-15 ribu rupiah. Apa yang membuat istimewa soto ini selain tempatnya yang unik juga pada kandungan daging yang banyak. wkwkwkwk. Dagingnya pun dari ayam kampung bukan ayam ternak jadi ya wajar jika kaldu ayamnya terasa sekali. Saya pernah mengajak salah seorang teman saya kesini di beda waktu dan benar saja dia yang jarang suka soto tapi dengan bahagianya  ia berkomentar kalau sotonya enak sampai-sampai ia laporkan ke mamahnya wkwkwkw.Ini reccomended banget buat kalian yang sedang berkunjung di kawasan Gunung Kidul sempatkan makan di warung soto Mbok Jam. Cari di google map area gunung api Purba dan bertanyalah kepada penduduk setempat dimana warung soto Mbok Jam.






Setelah kenyang kita bergegas pulang. Oia..untuk biaya makan di Mbok Jam dengan soto 3 mangkuk gorengan 4 dan dua gelas es teh kurang lebih kami menghabiskan 48ribu. Pasti bertanya-tanya kenapa 3 mangkuk padahal hanya berdua saja? Iya kita memang berdua tapi sebenarnya perut kami bertiga hahaha. Ternyata insiden tidak makan malam akibat gas yang tidak mau dipasang di Becici disusul dengan tidak sarapannya kita di pagi hari membuat kita menjadi klingsir bahasa bekennya "so fuckin hungry" ups haha.  Sampai-sampai sehabis makan satu mangkuk kita masih memesan satu mangkuk lagi untuk dibagi dua ...tak apalah tidak juga membuat gemuk toh badan saya memang sudah berisi kalau kata teman saya yang satu ini  saya bukanlah gemuk tapi "full of life". hahaha

Hujan turun membuat kami menunggu hingga reda di warung makan Mbok Jam kurang lebih satu jam. Kemudian kita lanjutkan perjalanan pulang. Sesampai di Prambanan ternyata watak dolan dan pikiran piknik kami tidak berhenti disitu saja. Kita masih mencari spot yang bisa dikunjungi dimana areanya masih searah jalan pulang. Yah... Candi kembar di kompleks prambanan yaitu Candi Plaosan. Letaknya berada di Klaten lokasi nya berdekatan dengan candi sewu dan candi prambanan kurang lebih dengan menempuh jarak kurang dari 10 menit. Untuk biaya masuk cukup murah hanya seribu hingga dua ribu saja dan untuk parkir cukup membayar 2 ribu rupiah saja. Liburan murah kali ini sungguh nikmat sekali dengan sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. 

Candi Plaosan memang candi kembar yang satu adalah candi lambang perempuan dan yang satu adalah lambang laki-laki. Konon katanya bagi kalian yang percaya ajaklah teman sepermainan atau teman yang ingin kau jadikan teman hidup ketempat ini maka langgenglah hubungan kalian. Saya tidak termasuk yang percaya akan cerita begitu toh nyatanya saya sering kesitu juga belum juga berjodoh *eh. hahaha. Candinya bersih rapi dan tidak ada sedikitpun sampah disegala penjuru. Terdapat rumput hijau sebagai karpet ketika masuk dipelataran candi bak model victoria secret yang sedang berlaga di karpet merah wkwkw. Oke... seperti biasa poto-poto dengan mencari angle yang pas. Tadinya sih ingin melakukan ritual setiap kali aku datang ditempat ini yaitu melakukan headstand ataupun gaya yoga lainnya. Tapi karena hujan yang membasahi rerumputan kuurungkan niatku untuk jejumpalitan disana. 








Oke..jadi inilah cerita petualang kita dari yang berawal hanya ke Puncak Becici hingga ke Kebun Buah Mangunan lalu mampir ke Warung Makan Mbok Jam di bawah Gunung Api Purba Nglanggeran hingga sampailah pada lokasi percandian yaitu Candi Plaosan. Kurang lebih kalian akan menghabiskan budget kurang dari 100.000 pokoknya tidak sampai seratus lah per orang. Oia guys... di Candi Plaosan ini juga ada toko pernak pernik khas Jogja. Mulai dari hiasan hingga ke pernak pernik gelang kalung dll. Harganya juga terjangkau. Disitu juga dekat dengan area wisata pemandian Hotel Galuh jadi jika kalian ingin berenang setelah berpanas ria di Candi boleh aja wkwkwkw. Atau kalian ingin bermalam banyak sekali wisma disana. Atau mungkin kalian ingin melakukan wawancara dengan Wisatawan Asing di Candi? Bisa banget Guys...karena Candi ini lumayan sangat sering didatangi oleh Wisatawan Asing dari berbagai Negara seperti India, Pakistan, Eropa dll. Oke..sekian dulu cerita dari saya... semoga tetap bermanfaat dan berfaedah ya. HAHAHA.






Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

EXPLORE KARANGAYAR - Omah Kodok dan Air terjun Parang Ijo

BUKIT MONGKRANG TAWANGMANGU KARANGANYAR- PIKNIK TIPIS2 BERSAMA ILALANG

BACKPACKER-AN DAN CAMPING DI GUNUNG BROMO, MALANG, JAWA TIMUR (LOW BUDGET)